Top Menu

Puisi Sipulan K. Langka

BUKAN SURAT KALENG

2
Perjalanan saya terus berlanjut ke arah mana saja bisa saya gerakkan langkah dan pikiran. Betapa pun juga, saya masih percaya sekecil apa pun harapan itu masih ada. Sampailah saya di suatu tempat yang berbeda. Selanjutnya saya bayangkan bahwa anda sedang merenung di langit bertabur kemungkinan. Memang, ada saat dimana saya atau siapa pun menemukan diri dengan yang lain begitu tipis tentang kesamaan dan perbedaan. Sebaiknya saya bicara sekedar mengingatkan kembali akan hal itu. Anda atau saya tentu pernah merasa betapa hidup itu menjengkelkan, yang sekaligus patut menyesal bila tidak pernah merasakannya.

Giliran anda kini menghampiri saya, menawarkan bala bantuan sekedar menunjuk sebuah alamat yang mungkin anda anggap saya sedang mencarinya. Entah bila ada maksud lain. Saya hargai itu. Biar saja meski hanya seolah-olah budaya sendiri itu penting, meski sebatas menyandang tanpa berniat memakainya. Paling tidak itu masih lebih baik di tengah kehebohan meniru dan minjiplak.

Saya bilang terima kasih. Anda balas menjawab tak mengapa, semestinya memang begitu.Hanya jeda sehela nafas, saya kembali bilang saya sedang mencari anda!
Sebelum anda terkejut, sebelum anda mengatai saya lebih mirip seorang sakit jiwa, sebelum anda hanya mengatakan bagaimana mungkin? Lebih baik saya lanjutkan perjalanan ini. Dan tanpa mengurangi rasa hormat, saya kira anda tahu benar semisal perbedaan air dengan es, atau garam dan air laut. Mengapa saya tak boleh bilang kalau kiranya tak begitu susah mencari dan menemukan siapa pun serupa anda bila hanya soal terkejut, mengira dan mengatai, dan bertanya?

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates