Top Menu

Puisi Faisal Kamandobat


 
seperti matahari, cinta ini
tak seorang pun menciptanya
bahkan kau dan aku, bahkan mawar
yang berguru pada musim
serta para rahib
yang tekun menyimak wahyu

mereka tak mampu mencipta cinta
tapi kita yang polos dan berdosa
dapat memilikinya:
tanpa berguru pada musim
dan menjadi seorang pertapa
cinta membuat kita mampu
mengerti segalanya

tiap kali membuka mata
wajahmu dan wajahku ikut terbuka
layaknya sebuah buku
yang dapat dibaca dari arah mana saja
dan memberi makna
sebanyak yang kita minta

tapi, kita tak pernah tuntas
mempelajarinya

maka kita yang jatuh cinta
akan menderita, lebih dalam
dari ratap para rahib
lebih dingin dari nyanyian mawar
di musim kering

Diposting Monday, 23 April 2007


kata-kata, aku tak mampu
hidup lebih lama darimu:
teruskan hidupku
gemakan jiwaku yang punah

dalam mati kata-kataku bernyanyi
mengantar darahku yang hilang

kata-kata, aku tak mampu
hidup lebih lama darimu:
tiuplah seruling di hati yang patah
sentuhlah bibir yang rindu bergetar

kata-kataku hanyut ke masa depan
meninggalkanku dengan lambung tertidur

jika kaudapati kata-kataku
tergeletak di tepi jalan: tegurlah ia
maka aku yang telah mengabu
akan berdenyut dalam jantungmu


bila kau tinggalkan aku
dengan hati berapi
dan bila aku kau tinggalkan
dengan mata terbakar:
pertemuan kita sempurna


tapi sebelum aku mati
kau harus ingat satu hal:
di sini
antara lidah dan rambutku
masih tersimpan pesan-pesanmu
dan getar suaramu
tetap berdenyut di leherku
menjadi nyawa
yang enggan pergi

kau buat aku tak bisa hidup
dan tak bisa mati
menjadi hantu abadi
melayang di atas hidupmu

coba tengok sekali lagi
lihat padam mataku padam
lihat dadaku lihat:
tak ada dendam
tak ada kekejian
keduanya telah musnah
ke dalam cinta yang aneh

dan bila kau sentuh pelipisku
dan kau usap daguku
akan kau dapati parasku
pada paras anak lelakimu
yang tak lagi mengenalmu
sebagai ibu yang kudus
tapi mengenalmu
sebagai rahim dunia
tempat kebaikan dan kejahatan
berawal dan berakhir

kini, dengan segenap kegilaan
kita terima segala kutukan:
mataku yang terbakar membuta
dan hatimu yang berapi
menghancur di hatiku



1 comment :

  1. sehat mas..? Aku Asep Rummi temennya Djesus indramayu.. dulu kita pernah minum teh anget bereng di kebun anggur tempat Djesus tinggal..

    ReplyDelete

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates