Beberapa
pilihan puisi Sa’duddin Mahmud Syabistari dalam Kebun Mawar Rahasia
Anggur
Pesona
Anggur,
yang terbakar oleh cahaya
dari
wajahnya,
menyemburkan
gelembung-gelembung
sebagaimana
dunia materi dan dunia-jiwa
yang
muncul laksana selubung-selubung
bagi
para wali
Nalar
semesta yang menyaksikan
begitu
terheran
Jiwa
Semesta runtuh ke penghambaan
Teguklah
anggur! Karena mangkok itu
sesungguhnya
wajah Sahabat.
Teguklah
anggur! Karena piala
adalah
matanya, yang mabuk dan
melayang-layang
oleh anggur.
Teguklah
anggur! Dan lepaskan
diri
dari bekunya kalbu,
karena
seorang pemabuk lebih baik
dari
sang pemuas-diri
Seluruh
dunia adalah kedainya
piala
anggur jantung setiap atom,
akal
budi mabuk, malaikat-malaikat mabuk,
jiwa
mabuk, udara mabuk, bumi mabuk,
surga
mabuk.
langit
pusing oleh aroma uap anggur
melayang
ke sana ke mari;
para
malaikat, mengecap anggur suci
dari
gelas-gelas piala,
menuangkan
semua sampah ke dunia;
lepas
dari godaan sampah ini
manusia
naik ke langit
Mabuk
oleh tegukan, sifat-sifat manusiawi
berjatuhan
ke air dan api.
Menangkap
bayangan, tubuh yang
lemah
menjadi sebentuk jiwa,
dan
jiwa yang membeku oleh panasnya
mencair
dan ada.
Duniawi
masih melayang, karena
menjauh
dari rumah dan keluarga.
Seseorang
dari bebauan sampah
menjadi
seorang filsuf,
seseorang
dari warna anggur menjadi
seorang
penghubung,
seseorang
yang meneguk menjadi religius,
seseorang
yang minum semangkok
penuh
menjadi seorang pecinta,
ketika
yang lain meneguk anggur
dari
gelas-gelas piala, kedai,
pembawa-piala,
dan pemabuk
dia
menenggak semuanya,
tetapi
mulutnya masih terbuka
Dua
Jejak Perjalanan
Perjalanan
para musafir adalah
dua
langkah dan tidak lebih:
Satu
langkah keluar menjauh
dari
keakuan diri,
dan
kedua menuju Kesatuan mistis
bersama
Sahabat.
“Jauh”
dan “Dekat”
Jika
Dia memancarkan
Cahaya-Nya
ke wajahmu,
kau
menjadi dekat dengan-Nya
dan
menjauh dari keakuanmu.
Karena
berdekatan dengannya
berarti
menjauh dari dirimu.
Keuntungan
apa yang tersisa untukmu
dalam
keadaanmu yang hampa itu?
Bayi
dan Anak Muda
Seorang
bayi kecil dalam ayunan
berdiam
dekat ibunya,
tetapi
ketika dia tumbuh besar
dia
berjalan bersama ayahnya.
Jadi
tetaplah bersama ibumu,
unsur-unsur
duniawi,
sampai
kau bergabung dengan Sang Ayah
di
puncak tinggi sana.
Yang
Hakiki dan Yang tak Hakiki
Imajinasi
melahirkan bayang-bayang
yang
tak memiliki wujud hakiki,
dunia
ini pun tiada memiliki realitas sejati,
tetapi
hadir sebagai panggung pertunjukan.
Semua
khusyuk oleh Sang Mutlak
dalam
maha kesempurnaanNya
Ada
banyak angka, namun hanya
Satu
yang terhitung
Cermin
Matamu
tidak punya cukup kekuatan
untuk
menatap langsung mentari
yang
membakar,
tetapi
kau bisa melihat cahayanya
yang
gemerlapan dengan menatap
biasnya
yang tercermin dalam air.
Jadilah
bayangan Sang Mutlak
yang
dapat dilihat dalam cermin Tak Wujud
karena
ketidak-adaan,
yang
berbeda dengan Hakikat,
mampu
menangkap pantulannya seketika itu.
Pahami
dunia dari ujung ke ujung
dalam
sebuah cermin;
pada
setiap atom seratus
matahari
tersembunyi.
Jika
kau belah hati dari setetes air,
darinya
kan mengalir seratus lautan jernih;
jika
kau lihat dengan sungguh-sungguh pada
setiap
noda debu,
di
dalamnya ‘kan kau lihat seribu makhluk,
seekor
agas dalam tungkainya
seperti
seekor gajah;
setetes
air menyerupai Nil,
di
jantung sebuah ladang gandum
tersimpan
seratus panen,
dalam
sebutir benih padi
tersimpan
sebuah dunia,
di
balik sayap seekor serangga
terdapat
sebuah lautan kehidupan,
sebuah
nirwana tersembunyi
di
balik manik mata,
bagian
inti dalam pusat hati begitu kecil,
tetapi
Tuan dua dunia akan masuk
ke
dalamnya.
Manusia
sempurna
Bukan
sebagai warisan,
manusia
sempurna hanyalah seorang budak
dan
melakukan kerja budak
Hukum
adalah hiasan luarnya,
namun
hiasan dalamnya jalan spiritual.
Ia
termasyur karena ilmu dan kebaktiannya,
tetapi
ia jauh dari semua ini,
karena
ia suntuk dalam
perenungan
Sang Tunggal.
...
Ketika ziarahnya sempurna
ia
menerima mahkota Khalifah.
Masjid
dan Biara
Jika
“yang lain” dan “orang-orang lain”
berada
di depan matamu,
maka
sebuah masjid tidaklah lebih baik
dari
biara Nasrani;
tetapi
ketika selubung “yang lain”
tersingkap
olehmu,
biara
berubah menjadi masjid.
Tak
ada Kebahagiaan Sempurna di Sini
Siapa
yang kau lihat di seluruh semesta ini
siapa
yang pernah mendapatkan
kesenangan
tanpa penderitaan?
Siapa
yang dalam meraih segala hasratnya,
tetap
pada tingginya kesempurnaan?
Tentang
Sa’duddin Mahmud Syabistari
Sa’duddin Mahmud Syabistari lahir di
Syabistar, dekat Tabriz, sekitar tahun 1250 Masehi. Gulshan-i-Raz atau Kebun
Mawar Rahasia, dikatakan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan oleh seorang doktor Sufi bernama Dmir Syad Hosaini. Dia jua menulis
dua risalah lain tentang Sufisme yaitu Haqqul-Yaqin dan Risala-i-Shadid. Gulshan-i-Raz mulai
diperkenalkan di Eropa oleh dua pelancong sejak tahun 1770. Tahun 1821, muncul
terjemahannya dalam bahasa jerman oleh Dr. Tholuck dari Berlin. Ke dalam Bahasa
Inggris, diterbitkan bersamaan dengan teks persia oleh Mr. Whinfiels pada tahun
1880.
Post a Comment